Selasa, 20 Desember 2011

AYO HADIR DI AGENDA "Dialog Nasional Tokoh Perempuan Islam"

Peran Strategis Keluarga, Ancaman dan Tantangan Masa Depan :)

Menghadirkan 200 orang Tokoh Perempuan Islam dari Berbagai Kota Besar di Indonesia, dari kalangan: Psikologi keluarga, Akademisi, Pemerhati Keluarga, Praktisi, Konsultan Keluarga dan Advokad Keluarga
Hari/ Tanggal: Kamis, 22 Desember 2011
Waktu: 09.00-14.30 WIB

Tempat: Auditorium Graha Nandika Sucofindo,, Jl. Raya Pasar Minggu Kav. 34, Jakarta Selatan
Contact Person
Eni Dwiningsih : 085717197646
Lesi Puspitawati : 081315834340

PAPUA BERGEJOLAK, Tolak Gerakan Separatisme dan Intervensi Asing



Disintegrasi bukanlah solusi dari kemiskinan yang menimpa masyarakat Papua.

Contoh lepasnya Timor Timur dari Indonesia tidak membuat rakyatnya sejahtera.

Karena kemiskinan rakyat di Papua atau pun Timor Timur adalah akibat penerapan Sistem Kapitalisme oleh pemerintah negeri ini.

Sistem kapitalisme melegalkan konspirasi perampokan sumber daya alam Indonesia oleh negara asing penjajah termasuk Amerika yang bersekongkol dengan pemerintah.

Oleh karena itu solusinya adalah tegakan syariah dan khilafah Islam yang tidak memberikan peluang sedikit pun pada perampokan sumber daya alama tersebut.

Syariah Islam mewajibkan Khilafah mengelola sumber kekayaan alam termasuk tambang emas di Timika, untuk menjamin kesejahteraan setiap individu rakyat termasuk rakyat Papua.

Karenanya, solusi yang akan menjamin kesejahteraan rakyat dan juga menjaga persatuan dan kesatuan negara adalah hanya dengan Syariah dan Khilafah.




Selasa, 06 Desember 2011

CATATAN INTELEKTUAL MUSLIMAH UNTUK BANGSA : SISTEM PENDIDIKAN PRAGMATIS SEBAGAI FAKTOR PENDORONG ESENSIAL BAGI RUSAKNYA KUALITAS GENERASI



Bangsa yang besar adalah bangsa yang menyadari pentingnya melahirkan generasi berkualitas. Generasi berkualitas yang ideal adalah generasi yang melahirkan barisan pemimpin bangsa yang tidak hanya memiliki keahlian, melainkan juga memiliki kepribadian istimewa yang ditunjukkan oleh integritasnya pada nilai-nilai kebenaran. Jika kita menilik kondisi generasi yang ada di Indonesia, maka nampaknya masih jauh dari gambaran generasi berkualitas. Pada level akar rumput kita dapati banyak terjadi konflik horisontal baik yang dilakukan pelajar bahkan mahasiswa, serta pudarnya pergerakan mahasiswa yang kritis, cerdas, dan pro rakyat. Sementara di tingkat elit, fenomena munculnya pemimpin-pemimpin muda tanpa integritas pada pentas politik adalah problem serius. Walhasil, di negeri ini sangat langka mendapati sosok pemimpin berintegritas yang bisa melindungi rakyat.
Kualitas generasi suatu bangsa tentu sangat ditentukan oleh bagaimana sistem pendidikan yang diselenggarakan negara terhadap rakyatnya. Sementara itu, sistem politik dan sistem ekonomi memiliki pengaruh signifikan terhadap visi dan paradigma negara dalam mendesain sistem pendidikannya. Sistem politik dan sistem ekonomi pragmatis akan berpengaruh signifikan dalam membentuk sistem pendidikan yang juga pragmatis. Kiranya itulah yang saat ini terjadi dalam sistem pendidikan di Indonesia. Bagaimana sesungguhnya sistem pendidikan pragmatis menjadi faktor yang signifikan dalam merusak kualitas generasi? Bagaimana pula sistem pendidikan Islam membangun generasi berkualitas yang mampu membangun peradaban yang tinggi?  Temukan jawabannya dalam  


CATATAN INTELEKTUAL MUSLIMAH UNTUK BANGSA
SISTEM PENDIDIKAN PRAGMATIS 
SEBAGAI FAKTOR PENDORONG ESENSIAL 
BAGI RUSAKNYA KUALITAS GENERASI, 
Jumat, 16 Desember 2011, pukul 09.00-13.00 
@ Wisma Antara Jakarta.



Rabu, 23 November 2011

BKLDK

Kata Ketua BE BKLDK Rizqi Awal El-Palembani "bagi sahabat-sahabat FRM UI silakan mengirimkan artikel, opini, reportase kegiatan, acara dan lain-lain untuk dapat ditampilkan di www.bkldk.or.id untuk dapat dikirimkan ke alamat email: picteam.training@gmail.com" 






Oke, ayo kita berkarya ^^b

= K A W A N =

 #thankyou for being my friend because of Allah*



Cinta manusia karena Allah
adalah menyandarkan sesuatu dan menjalankan sesuatau karena hukumnya

Cinta seorang hamba pada Rabbnya
diwujudkan dengan ketaatan dan kepatuhan
hanya pada syari'atnya

walau berbilang cobaan dan musibah dihadapan

Cinta seorang manusia kepada saudara seiman
adalah juga karena hukum syara'
benci manusia kepada sesuatu hal
juga harus disandarkan pada hukum syara

dakwah,
amar ma'ruf nahi mungkar ,
adalah wujud kasih sayang
dari seorang hamba kepada saudaranya

disaat masalah bertumpuk
disaat waktu terlalu sibuk
seakan dunia begitu sempit
hingga hanya Allah-lah satu-satunya tempat untuk bersandar

tapi kita tak boleh lupa
disana juga ada sahabat

sahabat untuk berbagi mencari solusi
tempat untuk saling mengingatkan dalam kebaikan
tempat saling mengingatkan untuk menjauhi keburukkan

wahai sahabat..
lupakah ukhti kepada kami ?
seberat apakah masalah mu hingga tak ingin kau bagi?

adakah dari kami yang telah melukai hati dan perasaan mu?
masih terbukakah pintu maaf itu?

wahai sahabat..
tak ingatkah masa-masa kita bersama berjuang demi agama Allah?
bersama kita telah mengukir hari menjalankan kebaikan di jalan dakwah
waktu demi waktu yang kita bicarakan adalah umat dan permasalahannya
dan kita pun semakin yakin bahwa hanya dengan penerapan Islam secara kaffah dalam bingkai Daulah Khilafah sebagai solusinya.

semoga ini tak hanya menjadi memory
tapi dikenang untuk dijadikan batu pijakan melejitkan potensi diri di jalan dakwah


ummat menanti kita
wahai sahabat
sahabat ku pejuang Syari'ah dan Khilafah

Apa kabar mu ??
=)


http://cahayaku-harikuadalahhidupku.blogspot.com/2011/11/dia-tempatku-bersandar.html?showComment=1322027192619#c4316121691778399102

Jumat, 18 November 2011

BERPAKAIAN SESUAI ISLAM

Surat An-Nur: 30-31
"Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yang beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, apa yang mereka perbuat." "Katakanlah kepada wanita yang beriman :"Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka meukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."

Surat  Al-Ahzab: 59
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan* seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ 

Dalam Islam dikenal dua definisi, yaitu definisi secara bahasa dan definisi secara  istilah. Definisi secara istilah dikenal setelah Islam diturunkan kepada nabi Muhmmad saw. Maka banyak kata dalam bahasa arab yang pada akhirnya memiliki 2 makna, makna secara bahasa yaitu makna kata dalam bahasa arab yang ada sebelum Islam diturunkan kepada Muhammad saw, dan makna secara istilah seperti yang telah dijelaskan diatas.

Contohnya Sholat, secara bahasa sholat diartikan do'a; namun secara istilah sholat diartikan perbuatan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Tentu bila kita berhadapan pada dua definisi seperti ini, maka definisi secara istilah yang harus diambil. Hal ini pun menjadi penting untuk dipahami.

Berbeda dengan definisi Jilbab dan Kerudung. Kedua definisi ini hanya memiliki makna secara bahasa. Tidak ada definisi istilah untuk Jilbab dan Kerudung. Maka, kita harus mengembalikan definisi Jilbab dan Kerudung sesuai dengan maknanya secara bahasa. Sehingga kita akan cenderung menggunakan kamus terjemahan bahasa arab ke bahasa arab untuk mengartikannya agar tidak ada kesalahpahaman. Sebagaimana bila kita belajar bahasa inggris, tentunya kita akan mencari definisi dari satu kata secara benar dengan menggunakan kamus terjemahan nahasa inggris ke bahasa inggris.

Akibat kesalahpahaman akan suatu makna dalam bahasa arab seperti Jilbab dan Kerudung, tak sedikit orang menyangka bahwa yang dimaksud dengan jilbab adalah kerudung. Padahal tidak demikian. Jilbab bukan kerudung. Kerudung dalam Al Qur`an surah An Nuur : 31 disebut dengan istilah khimar (jamaknya : khumur), bukan jilbab. Adapun jilbab yang terdapat dalam surah Al Ahzab : 59, sebenarnya adalah baju longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah.

Secara bahasa arab, Khimar berarti seseuatu yang menutupi kepala. Sementara makna Jilbab sacara bahasa berasal dari kata Jalaba yang artinya pakaian.

Kesalahpahaman lain yang sering dijumpai adalah anggapan bahwa busana muslimah itu yang penting sudah menutup aurat, sedang mode baju apakah terusan atau potongan, atau memakai celana panjang, dianggap bukan masalah. Dianggap, model potongan atau bercelana panjang jeans oke-oke saja, yang pentingkan sudah menutup aurat. Kalau sudah menutup aurat, dianggap sudah berbusana muslimah secara sempurna.

Padahal tidak begitu. Islam telah menetapkan syarat-syarat bagi busana muslimah dalam kehidupan umum, seperti yang ditunjukkan oleh nash-nash Al Qur`an dan As Sunnah. Menutup aurat itu hanya salah satu syarat, bukan satu-satunya syarat busana dalam kehidupan umum. Syarat lainnya misalnya busana muslimah tidak boleh menggunakan bahan tekstil yang transparan atau mencetak lekuk tubuh perempuan. Dengan demikian, walaupun menutup aurat tapi kalau mencetak tubuh alias ketat atau menggunakan bahan tekstil yang transparan-- tetap belum dianggap busana muslimah yang sempurna.

Karena itu, kesalahpahaman semacam itu perlu diluruskan, agar kita dapat kembali kepada ajaran Islam secara murni serta bebas dari pengaruh lingkungan, pergaulan, atau adat-istiadat rusak di tengah masyarakat sekuler sekarang.

Memang, jika kita konsisten dengan Islam, terkadang terasa amat berat. Misalnya saja memakai jilbab (dalam arti yang sesungguhnya). Di tengah maraknya berbagai mode busana wanita yang diiklankan trendi dan up to date, jilbab secara kontras jelas akan kelihatan ortodoks, kaku, dan kurang trendi (dan tentu, tidak seksi). Padahal, busana jilbab itulah pakaian yang benar bagi muslimah.

Di sinilah kaum muslimah diuji. Diuji imannya, diuji taqwanya. Di sini dia harus memilih, apakah dia akan tetap teguh mentaati ketentuan Allah dan Rasul-Nya, seraya menanggung perasaan berat hati namun berada dalam keridhaan Allah, atau rela terseret oleh bujukan hawa nafsu atau rayuan syaitan terlaknat untuk mengenakan mode-mode liar yang dipropagandakan kaum kafir dengan tujuan agar kaum muslimah terjerumus ke dalam limbah dosa dan kesesatan.

Berkaitan dengan itu, Nabi SAW pernah bersabda bahwa akan tiba suatu masa di mana Islam akan menjadi sesuatu yang asing “termasuk busana jilbab-- sebagaimana awal kedatangan Islam. Dalam keadaan seperti itu, kita tidak boleh larut. Harus tetap bersabar, dan memegang Islam dengan teguh, walaupun berat seperti memegang bara api. Dan insya-allah, dalam kondisi yang rusak dan bejat seperti ini, mereka yang tetap taat akan mendapat pahala yang berlipat
ganda. Bahkan dengan pahala lima puluh kali lipat daripada pahala para shahabat. Sabda Nabi SAW :

بَدَأَ الْإِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ


Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu. (HR. Muslim no. 145)

Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari yang memerlukan kesabaran. Kesabaran pada masa-masa itu bagaikan memegang bara api. Bagi orang yang mengerjakan suatu amalan pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan semisal amalan itu. Ada yang berkata, Hai Rasululah, apakah itu pahala lima puluh di antara mereka? Rasululah SAW menjawab, Bahkan lima puluh orang di antara kalian (para shahabat).(HR. Abu Dawud, dengan sanad hasan) 



“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:
[1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan
[2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
(HR. Muslim no. 2128)


:: ATURAN ISLAM TENTANG BERPAKAIAN UNTUK LAKI-LAKI  ::


Berbeda dengan para muslimah, Allah hanya mengatur batasan aurat untuk laki-laki. Mengenai bagaimana cara menutup auratnya, apakah menggunakan sarung, celana panjang atau yang lainnya, maka itu dibebaskan asalkan auratnya tertutup.

Adapun dalil mengenai batasan aurat bagi laki-laki adalah sebagai berikut.
1.       Aurat laki-laki ialah antara pusat sampai dua lutut  (HR. ad-Daruquthni dan al-Baihaqi)
2.       “Jika ada di antara kalian yang menikahkan pembantu, baik seorang budak ataupun pegawainya, hendaklah ia tidak melihat bagian tubuh antara pusat dan di lututnya.” (HR. Abu Dawud, no. 418 dan 3587)
3.       Rasulullah s.a.w memerintahkan kami dengan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Baginda memerintahkan kami menziarahi orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin, menunaikan sumpah dengan benar, menolong orang yang dizalimi, memenuhi undangan dan memberi salam. Baginda melarang kami memakai cincin atau bercincin emas, minum dengan bekas minuman dari perak, hamparan sutera, pakaian buatan Qasiyyi yaitu pakaian berjalur yang diperbuat dari sutera, serta mengenakan pakaian sutera, sutera tebal dan sutera halus (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)


:: ATURAN ISLAM TENTANG BERPAKAIAN UNTUK WANITA  ::


Akan halnya para wanita, Allah berikan aturan khusus mengenai 3 hal, yaitu
1.       Batasan aurat,
2.       Cara menutup aurat, dan
3.       Larangan untuk tabaruj (berhias/bersolek).

Adapun dalil mengenai yang pertama atau batasan aurat bagi wanita adalah sebagai berikut.

Aurat wanita adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Lehernya adalah aurat, rambutnya juga aurat bagi orang yang bukan mahram, meskipun cuma selembar. Seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutup. Hal ini berlandaskan firman Allah SWT : 

'Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.' (QS An Nuur : 31)
 

Yang dimaksud wa laa yubdiina ziinatahunna (janganlah mereka menampakkan perhiasannya), adalah wa laa yubdi mahalla ziinatahinna (janganlah mereka menampakkan tempat-tempat (anggota tubuh) yang di situ dikenakan perhiasan). (Lihat Abu Bakar Al-Jashshash, Ahkamul Qur`an, Juz III hal. 316). 

Selanjutnya, illa maa zhahara minha (kecuali yang (biasa) nampak dari padanya). Jadi ada anggota tubuh yang boleh ditampakkan. Anggota tubuh tersebut, adalah wajah dan dua telapak tangan. Demikianlah pendapat sebagian shahabat, seperti Aisyah, Ibnu Abbas, dan Ibnu Umar (Al-Albani, 2001 : 66). 


Ibnu Jarir Ath-Thabari (w. 310 H) berkata dalam kitab tafsirnya Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur`an Juz XVIII hal. 84, mengenai apa yang dimaksud dengan kecuali yang (biasa) nampak dari padanya (illaa maa zhahara minha) : Pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah yang mengatakan, Yang dimaksudkan adalah wajah dan dua telapak tangan. Pendapat yang sama juga dinyatakan Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya Al-Jami li Ahkam Al-Qur`an, Juz XII hal. 229 (Al-Albani, 2001 : 50 & 57). 

Jadi, yang dimaksud dengan apa yang nampak dari padanya adalah wajah dan dua telapak tangan. Sebab kedua anggota tubuh inilah yang biasa nampak dari kalangan muslimah di hadapan Nabi SAW sedangkan beliau mendiamkannya. Kedua anggota tubuh ini pula yang nampak dalam ibadah-ibadah seperti haji dan shalat. Kedua anggota tubuh ini biasa terlihat di masa Rasulullah SAW, yaitu di masa masih turunnya ayat Al Qur`an (An-Nabhani, 1990 : 45). 

Di samping itu terdapat alasan lain yang menunjukkan bahwasanya seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan dua telapak tangan karena sabda Rasulullah SAW kepada Asma` binti Abu Bakar :

“Wahai Asma’: Sesungguhnya wanita yang telah haid tidak layak baginya terlihat dari tubuhnya kecuali ini dan ini…” (wajah dan telapak tangan) [HR. Abu Dawud, no. 3580]

Inilah dalil-dalil yang menunjukkan dengan jelas bahwasanya seluruh tubuh wanita itu adalah aurat, kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Maka diwajibkan atas wanita untuk menutupi auratnya, yaitu menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya. 


Adapun dalil mengenai yang kedua atau cara menutup aurat bagi wanita ketika ia berada di tempat2 atau kehidupan umum (seperti di jalanan umum, atau di sekolah, pasar, kampus, kantor, dan sebagainya) adalah sebagai berikut.
1.       Khimar
Katakanlah kepada wanita yang beriman  "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya . (TQS an-Nur [24]: 31) 
2.       Jilbab
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka" (TQS al-Ahzab [33]: 59) 

Jadi dalam kehidupan umum tidaklah cukup hanya dengan menutupi aurat, sebab terdapat pakaian tertentu yang telah ditetapkan oleh syara' untuk kehidupan umum. Seperti misalnya celana panjang, atau baju potongan, yang sebenarnya tidak boleh dikenakan di jalanan umum meskipun dengan mengenakan itu sudah dapat menutupi aurat. Seorang wanita yang mengenakan celana panjang atau baju potongan memang dapat menutupi aurat. Namun tidak berarti kemudian pakaian itu boleh dipakai di luar rumah atau kehidupan umum, karena dengan pakaian itu ia telah menampakkan keindahan tubuhnya (tabarruj). Tabarruj adalah, menempakkan perhiasan dan keindahan tubuh bagi laki-laki asing/non-mahram (izh-haruz ziinah wal mahasin lil ajaanib) (An-Nabhani, 1990 : 104). 


Sesuai kedua dalil di atas yaitu an-Nur: 31 dan al-Ahzab: 59, maka pakaian syar'i seorang muslimah dalam kehidupan umum adalah dengan menggunakan Jilbab dan Kerudung. Dengan dua pakaian inilah seorang wanita boleh berada dalam kehidupan umum, seperti di kampus, supermarket, jalanan umum, kebun binatang, kendaraan umum, atau di pasar-pasar.




** DEFINISI JILBAB **


Ibnu Katsir mengatakan bahwa jilbab adalah pakaian rangkap di atas kerudung serupa baju kurung sekarang.

Ibnu Hazm berkata: "Jilbab dalam bahasa Arab yang dinyatakan oleh Nabi SAW ialah, busana yang menutupi seluruh badan dan tidak hanya sebagiannya."

Ibnu Mas'ud RA berpendapat: seperti kain penutup atau serupa pakaian yang lapang
yang dipakai oleh wanita-wanita bangsa Arab berupa tutup kepala yang meliputi seluruh pakaian.

kamus Arab-Indonesia yang disusun oleh Al-Munawwir mengartikan jilbab
sebagai baju kurung yang panjang sejenis jubah

Ketika diturunkan firmanNya,  “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, maka kaum perempuan anshor keluar seakan-akan dari atas kepala mereka terdapat burung gagak, karena tertutup selimut.”  (HR. Abu Dawud)

"Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami untuk keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, baik gadis-gadis merdeka, yang sedang haidh, maupun yang sudah kawin. Mereka yang sedang haidh tidak mengikuti shalat, dan mendengarkan kebaikan serta nasihat-nasihat kepada kaum Muslim. Maka Ummu 'Athiyyah berkata: "Ya Rasulullah ada seseorang di antara kami yang tidak mempunyai jilbab." Maka Rasulullah bersabda: "Hendaknya dipinjamkan jilbab saudaranya atau memakai jilbab wanita lain (yang tidak dipakai)"
(HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Nasa'i)

JILBAB: SEBERAPA PANJANG?
Ibnu Umar meriwayatkan: Rasulullah SAW bersabda: "Siapa saja yang memanjangkan atau mengulurkan pakaiannya supaya diperhatikan orang, Allah tidak akan melihatnya kelak di hari kiamat.“ Ummu Salamah berkata: "Lalu bagaimana halnya dengan wanita-wanita yang pakaiannya terurai panjang?“ Nabi SAW bersabda: "Supaya diturunkan atau dipanjangkan satu jengkal . Ummu Salamah berkata: "Kalau demikian kaki mereka akan terbuka". Nabi bersabda: "Supaya diturunkan kembali satu hasta jangan lebih.“
 (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

"Saya seorang wanita yang memanjangkan atau mengulurkan ujung jilbab sampai menutupi kaki tapi harus berjalan melalui jalanan yang kotor?“ Rasulullah bersabda: "Akan dibersihkan oleh jalan yang bersih sesudahnya." Seorang wanita dari Bani Abdil Asyhal berkata: "Ya Rasulullah, kami berjalan melalui jalan yang basah, maka apakah yang harus kami lakukan?“ Nabi SAW bersabda: "Bukankah jalan yang berikutnya lebih baik?" Dia berkata: "Benar wahai Rasulullah" Lalu Nabi bersabda: "Yang kotor akan dibersihkan oleh jalan yang bersih sesudahnya."
(HR. Abu Dawud) 

Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa pada masa Nabi SAW, pakaian luar yang dikenakan wanita di atas pakaian rumah --yaitu jilbab-- telah diulurkan sampai ke bawah hingga menutupi kedua kaki.

Berarti jilbab adalah terusan, bukan potongan. Sebab kalau potongan, tidak bisa terulur sampai bawah. Atau dengan kata lain, dengan pakaian potongan seorang wanita muslimah dianggap belum melaksanakan perintah yudniina alaihinna min jalaabibihina (Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbabnya). 

Di samping itu kata min dalam ayat tersebut bukan min lit tabidh (yang menunjukkan arti sebagian) tapi merupakan min lil bayan (menunjukkan penjelasan  jenis). Jadi artinya bukanlah Hendaklah mereka mengulurkan sebagian jilbab-jilbab mereka (sehingga boleh potongan), melainkan Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka (sehingga jilbab harus terusan).(An-Nabhani, 1990 : 45-51) 

JILBAB: TIDAK TIPIS DAN KETAT 


Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa Asma binti Abu Bakar ra. masuk ke dalam rumah Nabi saw. dengan memakaian pakaian tipis, lalu Nabi berpaling darinya seraya bersabda: "Hai Asma, sesungguhnya wanita itu apabila telah mencapai usia baligh tidak boleh  menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini“ (seraya mengisyaratkan kepada muka dan kedua telapak tangannya)
(HR Abu Dawud)

JILBAB: GUGUR BAGI WANITA TUA
Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian luar mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS an-Nuur [24]: 60)




Jadi...
Tunggu apa lagi teman-teman? Ayo mulai sekarang kita praktikkan berbusana muslimah yang benar sesuai tuntunan Syari'ah Islam, yaitu dengan berjilbab dan berkerudung. Oke =D
:: Salam ::



Sumber:
Ust. M. Shiddiq Al Jawi  
Ust. Felix Siauw
dll


Jumat, 11 November 2011

Tolak Kedatangan Obama, Tolak Kapitalisme dan Imperialisme, Tegakkan Syari'ah dan Khilafah

Obama akan datang ke Bali-Indonesia selama 2 hari, yaitu 17-19 November. Kedatangannya untuk menghadiri

1. KTT ASEAN dengan Amerika
2. ASEAN dengan Asia Timur

Agenda Obama di Bali adalah Deklarasi Kode Etik Laut China Selatan.

Sebagaimana diketahui, saat ini tengah terjadi konflik antara Amerika dan China di Laut China Selatan. Amerika dengan Seven Sisters (Shell, British Petroleum, Gulf, Texaco, Exxon Mobil, dan Chevron) dan China dengan PetroChina, CNOOC, dan Sinopec. Pemicu konflik tersebut diantaranya adalah Kawasan Laut China Selatan yaitu Kepulauan Spratly uang kaya akan barang tambang minyak bumi dan gas alam. Menurut analisis Clive Schofield dan Ian Storey di asiaquarterly.com menyebutkan 1-2 miliar barrel minyak dan 225 tcf (triliun cubic feet) gas alam. Sementara menurut estimasi Lembaga Statistik Amerika Serikat, Energy Information Administration (ELA) menyatakan bahwa di bawah Spratly terdapat sedikitnya 7 miliar barrel minyak dan 150,3 tcf gas alam.


KEPENTINGAN AS DI ASIA TENGGARA


1. Kepentingan Ekonomi Menguasai
Tiga "Pintu Masuk" kawasan Asia Tenggara-Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Lombok-yang merupakan titik penting dalam sistem perdagangan dunia dan jalur terpendek India-China-Indonesia. Selain itu, untuk menghadapi semakin meningkatnya pengaruh ekonomi China ke Asia Tenggara sehingga dominasi AS di Asia Tenggara tetap kuat.

2. Kepentingan Militer
Asia Tenggara penting sebagai pos pergerakan kehadiran militer AS di Pasifik Barat dan Samudera Hindia. juga untuk menghadapi semakin meningkatnya pengaruh militer China ke Asia Tenggara sehingga dominasi AS di Asia Tenggara tetap kuat.

3. Kepentingan Politik
Asia Tenggara merupakan kawasan dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Asia Tenggara representasi dari Islam Moderat. Islam Moderat bagi AS lebih dapat mengakomodasi kepentingan globalnya di Dunia Islam. Asia Tenggara sebagai medan kedua bagi perang terhadap terorisme.


KEPENTINGAN AS DI INDONESIA



1. Kepentingan ekonomi dan Militer
Indonesia sebagai mitra strategis untuk menjaga kepentingan AS di asia tenggara dan jalur laut selat malaka. Kebutuhan energi Amerika Serikat sangat besar, dan Indonesia merupakan salah satu sumber pemenuhan kebutuhan tersebut. Sehingga AS ingin memperpanjang kontrak-kontrak di bidang migas dan tambang seperti ExxonMobil di Aceh, Kepulauan Natuna dan Cepu, Unocal-Texaco di Kaltim, Chevron-Caltex di Riau, Conoco di Papua dan lainnya; belum lagi pengerukan emas dari dua tambang terbesar di Indonésia, milik PT Freeport dan Newmont. Menurut Doktrin Mac Arthur, wilayah Papua merupakan wilayah yang kaya sumberdaya alam dan sangat cocok untuk dijadikan Sub base Marine (pangkalan militer)  AS terus mengkampanyekan otonomi khusus untuk Papua.

2. Kepentingan Politik. Indonesia sangat penting dalam opini perang terhadap terorisme (war on terrorism).  

KESIMPULAN 

KEDATANGAN OBAMA DALAM KTT ASEAN KE-19 DAN EAST ASIA SUMMIT (EAS) DI BALI NOVEMBER 2011 MENDATANG HANYALAH MENGOKOHKAN PERAMPOKAN DAN IMPERIALISME AS DI ASIA TENGGARA.

AS MEMILIKI AGENDA TERSELUBUNG UNTUK MENDESAK NEGARA-NEGARA ASEAN+ (ASEAN PLUS INDIA, JEPANG, KOREA SELATAN DAN AUSTRALIA) UNTUK BERSATU MELAWAN KEKUATAN CINA DALAM PERSOALAN LAUT CINA SELATAN.

PADA AKHIRNYA AS AKAN MENCENGKERAM LEBIH KUAT PENGUASAAN SDA (MINYAK DAN GAS) SERTA MEMPERKOKOH MILITERNYA DI ASIA TENGGARA TERMASUK INDONESIA.

Selasa, 08 November 2011

Masyaallah.. dimana Nurani? *hilang karena materi*

Balita Tewas tak Tertolong Rumah Sakit



(*bukan foto sebenar)




Pilu, tak sepantasnya hal ini terjadi.
Bumi Allah yang dicipta dengan penuh indah dan sempurna, harus ternoda karena perilaku buruk manusia. Hanya karena segepok uang, manusia bisa bertindak kejam tak menghiraukan nyawa orang lain, pun itu nyawa seorang anak kecil yang tak berdosa.

Astaghfirullah.. ya Allah, kami tak akan bisa berlaku adil tanpa melaksanakan Syari'at Mu, zholim tentunya tindakan dan perbuatan kami saat memutuskan perkara tanpa merujuk hukum-hukum Mu.

Dulu ketika Khilafah ada, kesehatan; keamanan; kesejahteraan; adalah hak wajib yang harus dipenuhi dari Kholifah kepada umatnya.

Tak terbayang hingga sampai kapan lagi harus menahan rasa rindu untuk hidup sejahtera dalam Ridho Mu, dalam naungan penerapan Syariah Mu yang kaffah, dan dalam lindungan Khilafah 'ala min hajji nubuwwah.

--

Selasa, 06 September 2011

Pernikahan Lintas Harokah, Perlukah?



Oleh : Farid Ma’ruf*

SyariahPublications.Com – Baru saja saya berkomunikasi dengan seorang ikhwan yang memberikan kabar bahwa dirinya sebentar lagi akan menikah. Suatu kabar gembira. Ia pun menambahkan bahwa pernikahan ini lintas harokah. Alasannya adalah untuk menjaga ukhuwah dengan harokah lain. Selain itu, ia juga akan merekrut istrinya untuk menjadi kader di harokah yang ia ikuti. Ia pun memberikan argumen tambahan bahwa ada ikhwan senior yang juga melakukan pernikahan lintas harokah. Istrinya adalah tokoh di harokah lain dan sekarang istrinya menjadi pejuang dakwah yang tangguh di harokah yang ia ikuti. Setujukah anda dengan langkahnya?



Tulisan ini saya buat agar menjadi bahan renungan bagi kita, perlukah pernikahan lintas harokah? Apa saja sisi positif dan negatifnya, dan langkah apa yang sebaiknya kita pilih.



Pernikahan lintas harokah adalah pernikahan yang dilakukan oleh anggota suatu harokah A dengan anggota suatu harokah B. Pernikahan tersebut bisa terjadi karena beberapa sebab atau tujuan. Diantaranya yaitu :



1.Tujuan merekrut kader baru

Yaitu faktor yang muncul dari idealisme seseorang untuk merekrut anggota-anggota baru dengan berbagai macam cara yang diperbolehkan. Salah satu yang dipandang efektif adalah dengan pernikahan.



2. Tujuan memperbaiki atau mempererat ukhuwah Islamiyah

Tidak bisa dipungkiri bahwa perbedaan harokah kadang-kadang menimbulkan ketegangan tertentu karena kurang paham dalam mengelola perbedaan. Dengan pernikahan lintas harokah diharapkan ketegangan tersebut bisa dikurangi atau dihilangkan.



3. Faktor ketidakseimbangan jumlah kader ikhwan dengan kader akhwat

Saya pernah menghadiri resepsi pernikahan di suatu kota. Kebetulan saya berkesempatan berbincang panjang lebar dengan mempelai yang ikhwan. Dari perbincangan itu terungkap bahwa ternyata ia aktif di harokah A sementara istrinya di harokah B. Ia mengatakan bahwa ia sangat bersyukur bisa menikah dengan akhwat dari harokah B.



Ternyata kejadian tersebut bukan satu-satunya kasus. Saya mendapatkan beberapa informasi lain bahwa ternyata banyak ikhwan-ikhwan dari harokah A yang menikahi akhwat harokah B. Mengapa demikian? Pertanyaan saya berujung pada kesimpulan bahwa jumlah kader ikhwan di harokah A lebih banyak dari pada kader akhwatnya sehingga mereka akhirnya memilih untuk mencari akhwat dari harokah lain.



4. Faktor kebetulan

Faktor ini bisa terjadi misalnya karena antara ikhwan dan akhwat tersebut memang sudah terlanjur dalam proses taaruf atau pun khitbah. Ternyata dalam waktu/proses tersebut keduanya secara kebetulan masuk dalam harokah yang berbeda. Namun mereka tidak ingin mempermasalahkan perbedaan tersebut dan tetap melanjutkan ke jenjang pernikahan.



5. Faktor nafsu

Faktor ini bisa jadi muncul pada anggota yang masih yunior. Si ikhwan atau akhwat terlanjur jatuh cinta pada seseorang yang kebetulan berbeda harokah. Perasaan tersebut telah membutakan hatinya dan ia merasa bahwa dalam harokahnya tidak ia temukan calon pasangan yang sebaik calonnya. Mungkin dinilai kurang cantik, kurang pintar, kurang berpendidikan, kurang kaya, atau kekurangan-kekurangan yang lain.





Sisi Positif dan Sisi Negatif Nikah Lintas Harokah



Pernikahan lintas harokah memang mempunyai sisi positif, walaupun juga ada sisi negatifnya.



Sisi positif pernikahan lintas harokah



1. Menambah kader dakwah

Komunikasi antar suami istri tentu akan sangat dalam sehingga tersingkaplah semua tabir penghalang. Sesuatu yang sebelumnya tersembunyi, bisa menjadi nyata kelihatan. Diskusi antara suami dan istri pun bisa terjadi setiap hari dalam waktu yang lama, sehingga terbuka lebar kemungkinan terpengaruhnya salah satu pihak sehingga berubah pikiran. Maka bisa bergabunglah si suami atau istri ke harokah pasangannya. Tentu ini sebuah keutungan bagi harokah yang mendapat kader baru, walaupun di sisi lain, harokah yang satunya berarti kehilangan satu kader.



2. Terjadi komunikasi lebih dalam antar harokah

Apabila kemungkinan pertama tidak terjadi, maka setidaknya akan muncul kemungkinan yang kedua yaitu komunikasi yang lebih dalam antar dua harokah. Ini tentu saja bisa terjadi kalau yang menikah adalah sama-sama tokoh di dua harokah tersebut. Misal, si suami adalah pengurus penting di harokah A dan si istri adalah pengurus penting di harokah B. Tapi jika salah satu atau keduanya hanyalah anggota level bawah, maka hal itu tidak akan terjadi.



3. Bisa menolong harokah lain yang kebanyakan ikhwan atau akhwat

Saya pernah menemukan suatu harokah yang terlalu banyak akhwatnya. Kalau ada satu ikhwan, maka kurang lebih ada enam akhwat. Ketidakseimbangan jumlah ini tentu menimbulkan masalah. Dengan adanya pernikahan lintas harokah, maka masalah ini bisa sedikit tertolong. Seorang akhwat aktivis tentu akan merasa lebih nyaman menikah dengan seorang ikhwan yang aktivis juga, walaupun berbeda harokah, jika dibandingkan menikah dengan orang awam.



Sisi negatif pernikahan lintas harokah



Sayangnya, pernikahan lintas harokah juga mempunyai banyak sisi negatif yang bisa timbul. Diantaranya yaitu :



1. Anak kebingungan memilih harokah

Kita tentu ingin mendidik anak sesuai dengan idealisme kita. Kita ingin anak kita menjadi seperti kita bahkan jauh lebih baik dari pada kita. Sekarang coba pikirkan, apa jadinya jika ayah dan ibu memberikan paham yang berbeda kepada anaknya.



Si ayah mengatakan : “Demokrasi adalah sistem kufur, haram terlibat di dalamnya dan haram pula menyebarkannya”.



Sementara itu,



Si ibu mengatakan : “Demokrasi adalah ajaran Islam, boleh terlibat di dalamnya dan baik pula menyebarkannya”.



Apa jadinya si anak kalau begini kejadiannya? Ia tentu akan bingung. Lebih dari itu, kita pun akan kecewa berat jika ternyata ia memilih harokah yang diikuti pasangan kita yang berbeda harokah.



Alih-alih mendapatkan kader dakwah yang tangguh (yaitu anak kita), tapi kita justru “kehilangan” anak kita. Lebih payah lagi, kita bisa kehilangan potensi mendapatkan pahala besar dari anak kita bahkan bisa jadi kita akan mendapatkan dosa yang banyak. Gara-garanya, kita salah memilihkan ibu bagi anak-anak kita. Terus terang saya tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa pendidikan anak dimulai dari saat masih dalam kandungan. Menurut saya, yang benar adalah Pendidikan anak dimulai sejak saat memilih calon ibunya. Tidak ada orang hebat yang lahir dan dididik oleh ibu yang biasa saja. Orang-orang hebat lahir dan dididik oleh ibu yang juga hebat. Silakan baca buku “Ibunda Para Ulama” untuk mendapatkan penjelasan yang lebih detail.



2. Tidak menjadi uswah khasanah bagi masyarakat

Apa jadinya jika apa yang kita dakwahkan ternyata tidak dilakukan atau bahkan bertentangan dengan dakwah pasangan kita.



Misalnya si suami mengatakan kepada masyarakat : “Nasionalisme adalah paham sesat. Ide ini lahir dari perasaan mempertahankan diri yang muncul di saat ada ancaman. Perasaan ini sangat rendah, perasaan yang juga ada di dunia binatang. Ide ini jelas bertentangan dengan Islam yang melarang ashobiyah, sehingga haram bagi kita untuk mengikuti ide ini apalagi menyebarluaskannya.”



Sementara itu si istri mengatakan :”Nasionalisme adalah ide yang Islami. Nasionalisme adalah cinta tanah air dimana cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Ide nasionalisme juga sesuai dengan Al Quran surat Al Hujurat ayat 13. Maka penting bagi kita untuk memupuk paham nasionalisme pada generasi muda”.



Masyarakat yang mendengar dakwah si suami bisa jadi akan mengatakan : ”Nggak usah kebanyakan ngomong teori Mas, lihat tuh istri sampeyan”. Nah loh !!!



3. Menghambat dakwah

Jika si suami memahami bahwa terlibat dalam aktivitas demokrasi adalah haram, sementara si istri adalah aktivis yang pro demokrasi, kira-kira apa yang akan terjadi? Ketika si suami akan berangkat dakwah yang isinya menjelaskan sesatnya paham demokrasi, kira-kira apa yang akan dilakukan si istri? Apakah akan diam saja? Bisa jadi si istri akan menghalangi suaminya untuk berdakwah, karena menurut istri demokrasi adalah hal yang baik. Berarti suaminya akan berangkat untuk menghalangi orang dari suatu hal yang baik. Ini harus dicegah. Maka si istri pun akan melakukan berbagai macam strategi agar suaminya tidak jadi berangkat dakwah. Bisa pura-pura sakit, atau mempengaruhi suaminya agar mengganti tema dakwahnya.



4. Terbukanya rahasia organisasi

Tiap organisasi tentu punya rahasia yang tidak boleh diketahui oleh semua orang kecuali oleh yang mempunyai kewenangan. Jika suami istri berasal dari satu organisasi yang sama, maka akan saling membanu untuk menjaga rahasia masing-masing. Namun apa jadinya jika berbeda organisasi? Bisa jadi, suami memegang suatu informasi yang rahasia. Si istri mengetahui informasi tersebut tapi menurut istri bukan rahasia (atau si istri sengaja membocorkannya). Nah, tentu akan sangat berbahaya.



5. Menimbulkan ketegangan baru

Timbulnya ukhuwah belum tentu terjadi, namun bisa jadi justru timbul ketegangan baru antar harokah. Harokah si istri, katakanlah harokah B, akan merasa kecolongan. Lebih jauh dari itu, harokah B merasa bahwa harokah A telah berbuat jahat dengan merebut anggotanya dengan cara-cara yang tidak elegan. Sebagai catatan, biasanya istri lebih mudah terpengaruh untuk ikut suami.



6. Kasihan anggota harokah kita sendiri

Jika kita menikah dengan akhwat lain harokah, lantas siapa yang akan menikahi akhwat dari harokah kita sendiri? Pernahkah kita memikirkannya? Atau jangan-jangan ego kita telah mengalahkan pandangan yang lebih jernih ini?



Apa jadinya jika kita menikahi akhwat yang berbeda harokah, sementara akhwat di harokah kita sendiri malah dinikahi orang lain, baik berbeda harokah atau justru dinikahi orang awam?



Belum tentu akhwat yang kita nikahi ikut bergabung dengan harokah kita, eh malah akhwat harokah kita keluar dari dunia dakwah karena dihambat suaminya. Nah loh.... !!!



Kesimpulan



Pernikahan lintas harokah lebih banyak sisi negatifnya dari pada sisi positifnya. Resiko yang kita tanggung terlalu besar dari pada keuntungan yang sebenarnya bisa kita dapat dengan cara-cara lain. Oleh karena itu, bagi anda yang akan menikah, carilah pasangan yang sepaham dengan anda. Jangan sembarangan memilih calon pasangan. Ingat, kita menikah bukan untuk waktu yang sementara tapi untuk selama-lamanya. Apakah kita tidak ingin pasangan kita di dunia ini juga akan menjadi pasangan kita di akhirat nanti? (Jombang, 10 Syawal 1431 H). (www.syariahpublications.com)



*Penulis adalah pengelola blog Baiti Jannati (www.baitijannati.wordpress.com) dan pemerhati masalah keluarga.

Sumber : http://syariahpublications.com/2010/09/19/pernikahan-lintas-harokah-perlukah/

Kamis, 31 Maret 2011

Bunda tolong mandikan aku sekali saja


tulisan lama yg layak repost
selamat membaca :)



Dewi adalah sahabat saya, ia adalah seorang mahasiswi yang berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not to be the best?,'' begitu ucapan yang kerap kali terdengar dari mulutnya, mengutip ucapan seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Kampus, mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.

Ketika Bayu, berusia 6 bulan, kesibukan Dewi semakin menggila. Bak seekor burung garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Sebagai seorang sahabat setulusnya saya pernah bertanya padanya, "Tidakkah si Bayu masih terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal oleh ibundanya ?" Dengan sigap Dewi menjawab, "Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya dengan sempurna". "Everything is OK !, Don’t worry Everything is under control kok !" begitulah selalu ucapannya, penuh percaya diri.

Ucapannya itu memang betul-betul ia buktikan. Perawatan anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter termahal. Dewi tinggal mengontrol jadwal Bayu lewat telepon. Pada akhirnya Bayu tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas mandiri dan mudah mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang betapa hebatnya ibu-bapaknya. Tentang gelar Phd. dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang berlimpah. "Contohlah ayah-bundamu Bayu, kalau Bayu besar nanti jadilah seperti Bunda". Begitu selalu nenek Bayu, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Bayu berusia 5 tahun, neneknya menyampaikan kepada Dewi kalau Bayu minta seorang adik untuk bisa menjadi teman bermainnya dirumah apa bila ia merasa kesepian.

Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Dewi dan suaminya kembali meminta pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Bayu. Lagi-lagi bocah kecil inipun mau ''memahami'' orangtuanya.

Dengan Bangga Dewi mengatakan bahwa kamu memang anak hebat, buktinya, kata Dewi, kamu tak lagi merengek minta adik. Bayu, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek dan sangat mandiri. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Dewi pada saya , Bayu selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Dewi sering memanggilnya malaikat kecilku. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, namun Bayu tetap tumbuh dengan penuh cinta dari orang tuanya. Diam-diam, saya jadi sangat iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Dewi berangkat ke kantor, entah mengapa Bayu menolak dimandikan oleh baby sitternya. Bayu ingin pagi ini dimandikan oleh Bundanya," Bunda aku ingin mandi sama bunda...please...please bunda", pinta Bayu dengan mengiba-iba penuh harap.

Karuan saja Dewi, yang detik demi detik waktunya sangat diperhitungkan merasa gusar dengan permintaan anaknya. Ia dengan tegas menolak permintaan Bayu, sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Bayu agar mau mandi dengan baby sitternya. Lagi-lagi, Bayu dengan penuh pengertian mau menurutinya, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini terus berulang sampai hampir sepekan. "Bunda, mandikan aku !" Ayo dong bunda mandikan aku sekali ini saja...?" kian lama suara Bayu semakin penuh tekanan. Tapi toh, Dewi dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Bayu sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Bayu bisa ditinggal juga dan mandi bersama Mbanya.

Sampai suatu sore, Dewi dikejutkan oleh telpon dari sang baby sitter, "Bu, hari ini Bayu panas tinggi dan kejang-kejang. Sekarang sedang di periksa di Ruang Emergency".

Dewi, ketika diberi tahu soal Bayu, sedang meresmikan kantor barunya di Medan. Setelah tiba di Jakarta, Dewi langsung ngebut ke UGD. Tapi sayang... terlambat sudah...Tuhan sudah punya rencana lain. Bayu, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh Tuhannya.. Terlihat Dewi mengalami shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah untuk memandikan putranya, setelah bebarapa hari lalu Bayu mulai menuntut ia untuk memandikannya, Dewi pernah berjanji pada anaknya untuk suatu saat memandikannya sendiri jika ia tidak sedang ada urusan yang sangat penting. Dan siang itu, janji Dewi akhirnya terpenuhi juga, meskipun setelah tubuh si kecil terbujur kaku.

Ditengah para tetangga yang sedang melayat, terdengar suara Dewi dengan nada yang bergetar berkata "Ini Bunda Nak...., Hari ini Bunda mandikan Bayu ya...sayang....! akhirnya Bunda penuhi juga janji Bunda ya Nak.." . Lalu segera saja satu demi satu orang-orang yang melayat dan berada di dekatnya tersebut berusaha untuk menyingkir dari sampingnya, sambil tak kuasa untuk menahan tangis mereka.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, para pengiring jenazah masih berdiri mematung di sisi pusara sang Malaikat Kecil. . Berkali-kali Dewi, sahabatku yang tegar itu, berkata kepada rekan-rekan disekitanya, "Inikan sudah takdir, ya kan..!" Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya di panggil, ya dia pergi juga, iya kan?". Saya yang saat itu tepat berada di sampingnya diam saja. Seolah-olah Dewi tak merasa berduka dengan kepergian anaknya dan sepertinya ia juga tidak perlu hiburan dari orang lain.

Sementara di sebelah kanannya, Suaminya berdiri mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pucat pasi dengan bibir bergetar tak kuasa menahan air mata yang mulai meleleh membasahi pipinya.

Sambil menatap pusara anaknya, terdengar lagi suara Dewi berujar, "Inilah konsekuensi sebuah pilihan!" lanjut Dewi, tetap mencoba untuk tegar dan kuat.

Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja yang menusuk hidung hingga ke tulang sumsum. Tak lama setelah itu tanpa di duga-duga tiba-tiba saja Dewi jatuh berlutut, lalu membantingkan dirinya ke tanah tepat diatas pusara anaknya sambil berteriak-teriak histeris. "Bayu maafkan Bunda ya sayaang..!!, ampuni bundamu ya nak...? serunya berulang-ulang sambil membenturkan kepalanya ketanah, dan segera terdengar tangis yang meledak-ledak dengan penuh berurai air mata membanjiri tanah pusara putra tercintanya yang kini telah pergi untuk selama-lamanya.

Sepanjang persahabatan kami, rasanya baru kali ini saya menyaksikan Dewi menangis dengan histeris seperti ini.

Lalu terdengar lagi Dewi berteriak-teriak histeris "Bangunlah Bayu sayaaangku....Bangun Bayu cintaku, ayo bangun nak.....?!?" pintanya berulang-ulang, "Bunda mau mandikan kamu sayang.... Tolong Beri kesempatan Bunda sekali saja Nak.... Sekali ini saja, Bayu.. anakku...?" Dewi merintih mengiba-iba sambil kembali membenturkan kepalanya berkali-kali ke tanah lalu ia peluki dan ciumi pusara anaknya bak orang yang sudah hilang ingatan. Air matanya mengalir semakin deras membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Bayu.

Senja semakin senyap, aroma bunga kamboja semakin tercium kuat manusuk hidung membuat seluruh bulu kuduk kami berdiri menyaksikan peristiwa yang menyayat hati ini...tapi apa hendak di kata, nasi sudah menjadi bubur, sesal kemudian tak berguna. Bayu tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya dimandikan oleh orang tuanya karena mereka merasa bahwa banyak hal yang jauh lebih penting dari pada hanya sekedar memandikan seorang anak.

Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua yang sering merasa hebat dan penting dengan segala kesibukannya.





-dari Blogspotnya Ayah Edy :)-

Jalan Dakwah Anak-Anak Muda

Home Republika Online Koran » Dialog Jumat
Jumat, 18 Februari 2011 pukul 08:21:00

LAPORAN UTAMA

Oleh Indah Wulandari

Mereka menanggalkan cara konvensional agar dakwah lebih menarik.


Semangat dakwah bukan monopoli kaum dai. Keinginan untuk berislam dan menyebarkan nilai-nilai Islam juga menjangkiti anak-anak muda Muslim. Di tengah godaan zaman, mereka mengancang tekad melangkah bersama untuk berdakwah, mengajak teman-teman sebayanya bergabung dalam satu barisan.



Di kampus perguruan tinggi, mereka tergabung dalam lembaga dakwah kampus (LDK) dan di masjid-masjid mereka berkegiatan melalui ikatan pemuda masjid atau ikatan remaja masjid. Saat meniti jalan dakwah, mereka juga berbenturan dengan tantangan meski ada hikmah dari lahirnya tantangan itu.

Mereka tergerak untuk tetap eksis dengan mengembangkan kreativitas dalam menemukan cara yang tepat menarik teman sebayanya bersama mendalami Islam. Ketua Jamaah Shalahuddin Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta Akhmad Arwyn Imamur Rozi mengatakan, lembaganya melakukan upaya itu.

Ada upaya mengombinasikan antara kultur budaya dan keilmuan dalam syiar dakwah yang dilakukan Jamaah Shalahuddin. Sebab, kultur Yogyakarta sangat kental mewarnai kehidupan mahasiswa dan masyarakat. Kondisi masyarakat yang sedemikian unik membuat Jamaah Shalahuddin tak merasa tabu membahas nilai-nilai budaya.

Nilai itu kemudian dipenetrasikan bersama nilai-nilai keislaman. Selanjutnya, kedua nilai itu dirancang dalam konsep keilmuan khas mahasiswa Kampus Biru ini. Misalnya, kata Arwyn, di internal pengurus Jamaah Shalahuddin ada kegiatan membuat paper mengenai hal tersebut.

"Setiap pengurus dan anggota Jamaah Shalahuddin membuat tulisan sesuai bidang ilmunya lalu diterjemahkan dalam perspektif Islam untuk dibahas bersama," kata Arwyn kepada Republika, Selasa (15/2). Dan hal itu tak sia-sia, sebab media tersebut dijadikan ajang diskusi dan berbagi ilmu antarmahasiswa lintas fakultas.

Untuk menjembatani interaksi dengan mahasiswa yang bukan anggota, lembaga dakwah kampus ini berupaya membuat terobosan pendekatan. Langkah tersebut, ungkap Arwyn, didasarkan pada penelitian kecil yang dilakukan timnya. Terungkap bahwa mereka yang tak mau bergabung dalam kajian Islam disebabkan oleh kemasannya yang tak cocok.

Mahasiswa UGM cenderung tertarik mempelajari agama dari sisi keilmuan. Maka, pengurus lembaga dakwah ini menekankan sisi keilmuan dengan cara diskusi dan pembuatan paper. Ia menuturkan, dari penelitian tersingkap pula bahwa keengganan mereka karena muncul monopoli mazhab tertentu dalam syiar Jamaah Shalahuddin.

Temuan ini langsung direspons dengan membuat rencana strategis untuk menjembatani pandangan berbagai mazhab dalam kegiatan dakwah Jamaah Shalahuddin. "Kami tak ingin muncul monopoli mazhab agar bisa cair pada teman-teman lainnya," kata Arwyn menjelaskan.

Dengan mempertimbangkan kondisi ini, Jamaah Shalahuddin memperkuat tekadnya, yaitu "Mengayun Dzikir Menantang Pikir". Optimisme pun tumbuh di benak Arwyn, apalagi langkah dakwah mereka didukung oleh para alumnus, yang juga memberikan dukungan dana. Bahkan, sebanyak 70 persen dana berasal dari mereka.

Sisanya, diperoleh dari infak, sedekah, dan wirausaha yang dikembangkan Jamaah Shalahuddin. Sementara itu, di Universitas Indonesia ada Forum Remaja Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia (FRM UI). Ini merupakan forum mahasiswa di bawah DKM Masjid Ukhuwah Islamiyah UI.

Salah satu pengurus FRM UI Betie Febriana mengatakan, dalam rangka syiar Islam pihaknya melakukan beragam kegiatan. Seperti kajian bulanan, peringatan hari besar Islam, penyambutan mahasiswa baru, gathering, pelatihan, peringatan Idul Adha, kegiatan bulan Ramadhan, dan mentoring.

Dalam syiarnya, FRM memanfaatkan jejaring sosial seperti facebook dan blog. "Kami meng-update status facebook dengan tausiah-tausiah, pemberitahuan acara kajian kontemporer, maupun kajian Muslimah. Ini untuk menarik orang belajar agama," kata Betie.

Adaptasi
Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (BKIM) Institut Pertanian Bogor mempunyai tim khusus untuk menggandeng rekan-rekan mahasiswanya untuk mengenal Islam.

Lembaga ini berusaha menyesuaikan dengan kegemaran anak-anak muda masa kini. "Kami mengamati, mahasiswa cenderung tak mau belajar agama secara konvensional. Kami bentuk tim event organizer yang merancang kajian agama semenarik mungkin," kata Ketua Departemen Keputrian BKIM IPB Lina Najwatur Rusydi.

Tak jarang, BKIM menggelar audiensi berkala dengan Badan Eksekutif Mahasiswa dan unit kegiatan mahasiswa lainnya. Tujuannya untuk menampung aspirasi mahasiswa. Hasilnya, banyak seminar dan talkshow yang diadakan dengan mengangkat beragam tema mulai pergaulan pemuda, politik, sosial, dan kajian keilmuan.

"Kami melihat target dakwah, apakah kegiatan itu untuk para aktivis atau mahasiswa yang tujuannya having fun. Pola pendekatannya sesuai kebutuhan," jelas Najwa. Ia menggambarkan, saat ini di IPB sedang tren perkumpulan dan pertunjukan teater. Tim event organizer BKIM pun mulai merancang kegiatan terkait kesenian Islam.

Ia mengakui, cara adaptasi terhadap kebutuhan mahasiswa ini menimbulkan pro dan kontra. Pihak pengurus, kata dia, memahami kondisi tersebut dan terus berupaya memperbaiki program-programnya. Kini, banyak masukan dan permintaan untuk melakukan kajian intensif.

Selain itu, Najwa mengatakan bahwa keunikan BKIM terletak pada dakwah pemikirannya sehingga program-program BKIM tak sebatas pada kajian bahasa Arab atau tafsir. "Kami membahas bagaimana Islam mengatur semua aspek kehidupan," jelasnya.

BKIM pun tak khawatir jalan dakwahnya terhambat dana sebab, alumni lembaga ini tergerak untuk menafkahkan sebagian rezekinya guna menopang dakwah. Ia mengungkapkan, selain memperoleh dana dari kampus BKIM juga membangun jaringan alumni untuk mendukung operasional dakwah. ed: ferry kisihandi

http://koran.republika.co.id/koran/52/129360/Jalan_Dakwah_Anak_Anak_Muda

Krisis Pangan Global: Khilafah Solusinya


HTI Press. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia kembali menyelenggarakan kajian bulanan FORMUDA (Forum Muslimah Untuk Peradaban) pada hari Sabtu, 19 Maret 2011. Pada edisi ketiga ini tema yang dibahas adalah “Ada Apa Dibalik Isu Krisis Pangan Global”. Sekitar 200 peserta dari kalangan intelektual, tokoh ormas, mahasiswa, media dan masyarakat umum hadir dalam acara yang diadakan di Wisma Antara, Jakarta.

Ketua DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Ustz. Ratu Erma Rahmayanti menyatakan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian Muslimah HTI terhadap persoalan yang sedang dihadapi umat. Setiap hari umat diterpa persoalan yang bertubi-tubi mulai dari kenaikan BBM, kenaikan harga beras, cabe, gizi buruk, rebut-ribut Ahmadiyah, kasus narkoba, HIV/AIDS, aborsi, korupsi, dll. “Ada yang harus dibenahi dalam sistem kehidupan berbangsa saat ini agar sesuai dengan aturan yang diturunkan Allah SWT, yaitu Islam”, demikian tegasnya.

Terkait dengan prediksi Menteri Pertanian AS dan Lembaga Pangan dunia (FAO) bahwa Indonesia tahun 2011 akan mengalami big crisis di bidang pangan, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengingatkan agar masyarakat dan para pengambil kebijakan mewaspadai adanya korporasi global yang akan memanfaatkan isu ini untuk mengeruk keuntungan. Kajian kritis terhadap kondisi riil yang ada di masyarakat dan sistem pengelolaan yang sesuai dengan Syari’at Islam menjadi poin kunci dalam menghadapi persoalan ini.

Salah satu pembicara, Prof.Dr.Ir. Sriani Sujiprihati,M.S (guru besar Institut Pertanian Bogor) menegaskan bahwa krisis pangan bisa terjadi karena beberapa faktor: ketersediaan, distribusi, dan kondisi daya beli masyarakat. Hasil survey BPS tahun ini Indonesia surplus beras sekitar 5 juta ton. Di dunia, beberapa Negara surplus dan beberapa kekurangan, distribusinya menjadi masalah. Sumber daya tamanan, genetic, dan lahan Indonesia masih cukup luas untuk memenuhi kebutuhan pangan, masalahnya adalah distribusi dan harga. Yang memprihatinkan adalah kondisi masyarakat miskin yang tak memiliki daya beli terhadap pangan.



Fakta lain yang harus diwaspadai adanya indikasi kebijakan impor beras transgenik. Varietas transgenik memiliki produktivitas lebih tinggi. Siapa yang menyedikan produk tarnsgenik. Siapa yang menguasainya? Duppon, Monsanto dari Amerika. Sudah terdeteksi ada upaya untuk mengarahkan penggunaan produk transgenik mereka.

Sementara Ir. Rezkiyana Rahmayanti (Lajnah Maslahiyah Muslimah HTI) menyatakan bahwa negara saati ini tidak mengambil posisi untuk melindungi dan menjamin kesejahteraan rakyat. Hal ini tampak dari kebijakan yang pro kepada pemilik modal. Bulog melalui sisitem tender kepada 24 perusahaan, 16 diantaranya perusahaan asing. Mekanisme distribusi memberikan peluang pada pemilik modal besar mendapat keuntungan, padahal seharusnya negara bertanggung jawab memprioritaskan kesejahteraan petani dan rakyatnya.

Belum lagi kebijakan luar negeri yang terikat dengan aturan internasional semacam WTO. Ada kesepakatan yg harus diadopsi mengikuti mekanisme perdagangan global. Pembatasan kuota, tarif otomatis berpengaruh terhadap kebijakan ekspor & impor. Sekalipun Indonesia adalah Negara peringkat ke-3 penghasil beras dan tidak kekurangan pangan (data FAO), tapi masih dihantui krisis pangan.

Saat ini terjadi kondisi yang ironis di dunia, banyak kemiskinan, kelaparan dan gizi buruk di negara dunia ketiga, sementara fenomena obesitas dan pesta kuliner menjadi trend di Negara maju.

Juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Ustz. Iffah ‘Ainur Rohmah menegaskan bahwa umat membutuhkan satu sistem & kepemimpinan yang menjamin kesejahteraan umat manusia, yaitu Khilafah Islamiyah. Islam juga mengatur sistem politik ekonomi, juga sisitem politik pertanian. Islam memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan pokok, sandang, pangan, papan, kemanan, dan kesehatan.

Khilafah Islamiyah dalam kebijakan pangan berkonsentrasi pada tercapainya peningkatan produksi, menyuburkan lahan, menghasilkan kualitas yang baik digunakan rakyatnya, menjamin suplai benih untuk petani dan upaya efisiensi dan efektifitas teknologi. Garis tegas yang membedakan Kebijakan Khilafah Islamiyah adalah politik pelayanan untuk rakyat, bukan kapitalisisasi kepentingan atau keberpihakan pada korporasi.

Kebijakan pengelolaan tanah bukan dengan pembebasan tanah untuk investasi asing, tapi memberikan jalan kepada siapa saja muslim dan non muslim untuk menghidupkan tanah mati. Soal distribusi, Khilafah bisa melakukan impor pada konsidi insidtental darurat, namun tidak sembarang membeli kepada negara mana saja, tergantung pada hubungan politik luar negeri yang dijalin dengan Khilafah Islamiyah.

Ketika salah seorang peserta bertanya tentang peran Hizbut Tahrir dalam ranah politik, Ustz. Iffah menegaskan bahwa sebagai partai politik Islam sejati, HTI fokus untuk mengajak umat bersama-sama menegakkan syari’at Islam sebagai sistem kehidupan. Sebab, hanya Syari’at Islam-lah yang akan dapat menyelesaikan berbagai persoalan umat dan mendatangkan kesejahteraan. []

sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2011/03/22/krisis-pangan-global-khilafah-solusinya/