Rabu, 07 Oktober 2015

Sedih dan Pilu

Sedih sekali
Ihsan, si ganteng yang tampan kemarin itu terjatuh
Sungguh malang Ihsan, giginya terbentur anak tangga..
Sangat tidak menyangka kalau kami harus rela melihat Ihsan yang belum genap berusia 2 tahun kehilangan satu gigi susu bagian depan..

Ya Allah.. hati ini menangis, seluruh tubuh langsung lemas begitu melihat darah mengucur dari lubang gigi yang telah tanggal..
Tubuh mungil itu harus menahan sakit di seluruh saraf giginya..
Ya Allah, pilu tak terkira.. 😟😖😭

Adakah kami para orang tua dari si kecil Ihsan mengambil pelajaran? Hati memang harus ikhlas walau masih teriris melihat senyumnya yang tak lagi seperti dulu..

Tapi, adakah ini ujian? Atau adakah ini sebuah teguran?

Ya Allah ya Rabbi.. bila ini memang teguran, haruskah kami menunggu hilangnya bagian lain dari diri kami, atau dari diri anak2 kami, atau dari diri orang2 yang kami cintai, supaya kami yang sudah tidak muda ini segera sadar dan bertobat?

Bila kejadian ini memang teguran.. Ya Allah, sungguh ini sakit sekali rasanya.. andai kami bisa menggantikan, jangan biarkan dia merasakan sakit, dia masih terlalu lugu, terlalu polos, dan tak berdosa, untuk menanggung derita atas dosa maksiat yang kami lakukan..

Bila ini memang teguran atas dosa memakan riba yang kami lakukan.. ya Allah, apakah ini hanya awalan dari hukuman dari Mu? Karena kami masih dililit dan terpuruk dengan hutang2 riba.. takut untuk membayangkan akan sengeri apa lagi teguran berikutnya dari Mu..

Hidup kami.. memang tak bergelimang harta
Hidup kami.. kerja keras banting tulang demi sesuap nasi, lebih-lebih lagi demi membayar cicilan berikut bunganya..

Dan hidup kami kini terasa penuh kesempitan. Tidur kami tak nyaman memikirkan cicilan. Hari-hari kami dipenuhi percekcokan. Penyakit darah tinggi, kolesterol, insomnia, mulai berdatangan menghinggapi tubuh yang mulai ringkih ini.

Bagaimana ini..
Adakah hati kami begitu kebal sehingga tak sedikitpun ada rasa takut akan larangan Mu? Salah satunya larangan supaya tidak mendekati riba. Kami ceroboh, bukan hanya mendekatinya, kami bahkan mengambil dan memakannya..

Lalu dengan angkuhnya kami tetap melantunkan doa, ya Allah solehkanlah anak2 kami, lancarkanlah rizki kami, sehat2kanlah badan kami, kami mohon kabulkanlah doa ini ya Allah..

Tapi mungkinkah? Mungkinkah seluruh doa terkabul bila di saat yang sama kami masih bergelut dengan riba, bunga, asuransi, mlm, dan transaksi batil sejenisnya?

Adakah kami terlupa bahwa Engkau menyuruh kami untuk bekerja bukan semata mencari keuntungan, namun juga keberkahan dengan jalan yang halal..?

Kami lihat pedagang asongan, tukang gorengan, juga pedagang kecil lainnya, hidupnya sangat sederhana, tapi dia hidup dari keringat dan jerih payahnya sendiri. Hidupnya cukup walau masih jauh dari berlebih. Tapi dia sehat walau setiap hari makan gorengan, tidurnya nyenyak karena tak perlu memikirkan cicilan beserta bunganya, keluarganya bahagia, dan anak2nya sholeh.. mengapa bisa begitu? Oh ya, karena dia tidak berinteraksi dengan riba.. Sesungguhnya Engkaulah yang memberi berkah atas kecukupan rizki bagi mereka, dan Engkau pula yang mengabulkan do'a mereka..

Kami juga sering lupa akan janji Mu. Bahwa barang siapa yang memudahkan urusan orang lain maka akan Engkau mudahkan urusannya.

Saudara kami yang dililit hutang, saudara kami yang membutuhkan pertolongan, saudara kami yang dihimpit kesulitan..

Seharusnya kami berlomba-lomba untuk menolong mareka. Membebaskan mereka dari jerat riba. Semata-mata karena kami tergiur akan janji Mu berupa balasan surga dan ampunan dosa atas usaha kami menolongnya.

Tapi kami sibuk memikirkan diri dan keluarga kami, dan Engkau pun akhirnya menjadikan kami selalu tersibukkan dengan kesulitan2 seperti yang setiap hari kami hadapi..

Astaghfirullahal'adzim... wa atubu ilaih..

Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula, wa ni'mal nashir
~cukuplah Allah yang memberikan nikmat dan pertolongan.. semoga kita termasuk sebagai hamba Nya yang senantiasa berusaha untuk mendapat nikmat dan pertolongan dari Allah di dunia juga di akhirat.