Jumat, 14 Februari 2014

TRI RISMAHARINI, antara pengabdian di tengah sistem bobrok demokrasi-sekuler; dengan cita-cita mulia wujudkan kesejahteraan rakyat



Jujur nih ya, baru kali ini aku nonton tayangan Mata Najwa sampai nangis. Sosok bu Risma yang saat ini menjabat sebagai walikota Surabaya, benar-benar mengerahkan segala kemampuannya untuk melayani dan mengatur urusan umat.

Dalam sistem demokrasi, sosok seperti beliau itu langka. Sosok yang saat ini mendominasi adalah pemimpin yang hanya mementingkan partai dan golongannya saja, entah kapan mereka memikirkan ummat. Mungkin memikirkan ummat hanya pada saat pilpres, pilgub, pilkada, atau pileg. Karena itu, beliau terlihat berjuang seorang diri mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat di tengah gempuran borok sistem demokrasi, akankah seluruh jerih payah beliau berhasil terwujud? Saya tidak optimis..

Keluh kesah dan air mata beliau itu sudah sangat cukup menggambarkan bagaimana sulitnya mewujudkan kesejahteraan di tengah-tengah sistem demokrasi sekuler, bahkan beredar isu beliau akan mundur dari jabatannya padahal baru menjabat selama 3 tahun, masih bersisa 2 tahun lagi. Ada kata-kata dari beliau yang sangat menunjukkan komitmennya memimpin untuk melayani ummat, kurang lebih begini petikannya:

"Kalau saya tahu ada warga saya yang terlantar karena sakit, miskin, dan selainnya, saya akan ambil dan rawat dia. Jangan sampai saya gak bisa masuk surga karena ada warga yang semasa kepemimpinan saya merasa terdzholimi. Kenapa? karena seorang pemimpin itu akan mempertanggung jawabkan itu semua di hadapan Tuhan"

Bunda Risma, saya terharu sekali akan ketulusan dan pengorbanan ibu. Apa yang terjadi pada ibu semakin meyakinkan saya sebagai seorang pengemban dakwah, pejuang Syariah dan Khilafah (InsyaAllah), bahwa sebaik dan semampu apa pun seseorang menjadi memimpin, dia tetap butuh seperangkat aturan yang sempurna yang berasal dari yang menciptakan manusia, alam, dan kehidupan;  ketakwaan masyarakatnya dalam menjalankan dan mematuhi aturan tersebut; serta Negara yang menerapkan aturan dari Tuhan yang maha mengetahui apa yang baik dan apa yang tidak baik untuk manusia makhluk ciptaannya.

Daulah Khilafah Islamiyah telah membuktikannya, dengan 3 pilar penopang tegaknya negara, Khilafah mampu mensejahterakan selama kurang lebih 13 abad ummat manusia  dari berbagai ras, suku bangsa, dan agama. Pilar itu tidak lain:

> Ketakwaan Individu
> Kontrol Masyarakat
> Negara sebagai penerap aturan dari sang Pencipta

Semoga Allah membalas seluruh kerja keras dan jerih payah ibu, dan mempertemukan ibu dengan Islam ideologis sehingga ibu tergambar bahwa cita-cita mulia untuk mewujudkan kesejahteraan ummat manusia yang hakiki, hanya akan bisa terwujud dengan sistem Islam saja. Bukan sistem yang lain.

salam dari saya, alfakir pejuang Syariah dan Khilafah,
fatmasholihah.blogspot.com