Selasa, 02 April 2013

Kilas Singkat Dakwah Rasul

Kemarin itu hari ahad pagi di kosan, seorang teman minta bantuan saya untuk menjelaskan buku MPK Agama yang dibacanya buat persiapan UTS. Sedikit kita kupas tentang pengertian manusia, dan sebenarnya masih banyak yang ingin didiskusikan. Namun karena harus pergi jadinya kita cukupkan bahas tentang Gharizah, Hajatul Udlowiyah, dan apa itu Aqal.

Malam sesampainya di kosan, saya tanyakan kembali padanya sudah sejauh apa persiapan buat UTS senin pagi, apa masih ada yang bisa dibantu? Dia menjawab, "Ini aja kak.. tolong jelaskan bagaimana perkembangan Islam di masa Nabi sejak beliau menerima wahyu. Soalnya di buku ini singkat sekali penjelasannya" dia berkata.

Baiklah, dengan semangat saya mulai menjelaskan. Begini dek, memang benar apa yang ditulis dalam buku ini bahwa daur atau marhalah dakwah Rasulullah saw. ada dua, yaitu marhalah Makkah dan marhalah Madinah. Namun bila diamati lagi secara mendalam, sebagaimana pendapat ijtihad seorang ulama Syaikh Taqituddin An-Nabhani, ternyata dalam dua marhalah itu Rasulullah melalui tiga tahapan dakwah. Dua tahapan terjadi di Makkah, dan satu tahapan lagi terjadi di Madinah.

Marhalah Makkah sendiri berlangsung selama 13 tahun, selebihnya hingga beliau wafat terjadi setelah hijrah ke Madinah. Tahapan pertama berlangsung selama tiga tahun, dikenal dengan tahap pembinaan (tatsqif), lalu tahap kedua dikenal dengan tahap interaksi ke tengah-tengah ummat (tafaul) yang berlangsung kurang lebih 10 tahun. Selanjutnya berpindah ke tahapan dakwah berikutnya yaitu penerapan hukum Islam di Madina (tathbiq).

Pada tiga tahun pertama tahapan tatsqif, Rasulullah saw. berhasil membina 40 orang sahabat. Dimulai dari orang-orang terdekat seperti istri, paman, keponakan, hingga sahabat-sahabatnya. Setiap malam secara sembunyi-sembunyi (sirri) mereka mempelajari Islam langsung dari Rasulullah di rumah Arqom, mendengar Rasulullah membacakan Al Qur'an, dan juga sholat berjamaah. Fase ini bertujuan untuk membentuk kader yang siap berdakwah ke tengah masyarakat Makkah. Walau jumlah mereka tidak sebanding dengan banyaknya penduduk Makkah, namun dengan kekokohan pemahaman Islam dan kekuatan Syakhsiyah dalam diri kaum muslimin, mereka siap menghadapi segala tantangan.

Setelah tiga tahun, dakwah berpindah secara alami ke tahapan berikutnya, tafaul. Rasulullah bersama para sahabat secara terang-terangan menyeru penduduk Makkah untuk beriman kepada Allah. Fase tahapan ini ditandai dengan keluarnya kaum muslimin berbaris rapi menuju ka'bah, tawaf sambil meneriakkan kalimat-kalimat tauhid, dan mendakwahi setiap orang yang mereka temui. Rasulullah telah beralih dari menyeru individu kepada menyeru masyarakat untuk mengimani Allah serta meninggalkan kekufuran. Walhasil benturan pemikiran antara keimanan dan kekufuran datang menghadapai, tidak sedikit sahabat yang mengalami siksaan dari kafir Quraisy karena Islam yang mereka dakwahkan. Bahkan Rasulullah juga mengalaminya, salah satunya ketika hendak shalat beliau saw. dilempari kotoran unta hingga fathimah anaknya datang membersihkannya.

Tahapan berdakwah ke tengah-tengah umat ini adalah tahapan dakwah yang paling berat. Secara pemikiran, orang-orang arab di Makkah mengetahui kebenaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah bersama kelompok dakwahnya. Namun mayoritas mereka adalah orang-orang yang beku dengan kekufuran, mereka tidak mau melepas ajaran jahiliyah dari nenek moyangnya, ditambah lagi penguasa-penguasa arab mempertahankan kelangsungan kondisi "beku" ini. Akibatnya mereka memilih untuk mengisolasi dan tidak berinteraksi dengan kaum muslimin. Islam akhirnya hanya berkembang di kalangan sahabat saja.

Musim haji tahun ke 8 masa kenabian, beberapa orang Madinah dari suku Aus dan Khajraj datang ke ka'bah, Rasulullah tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendakwahi siapa saja yang berhaji, termasuk sekelompok kecil penduduk Madinah ini. Ternyata mereka mau memeluk Islam dan berjanji untuk mengajarkan Islam ke penduduk Madinah. Setahun kemudian mereka kembali berhaji dan menemui Rasulullah. Mereka meminta seorang utusan dari sahabat Rasul untuk mengajarkan Islam di Madinah, maka di utuslah Mus'ab bin Umair.

Subhanallah, hanya dalam waktu setahun Mus'ab mampu berdakwah dan memahamkan Islam pada penduduk Madinah. Beliau mengabarkan pada Rasulullah bahwa tidak ada satu rumah pun di Madinah yang di dalamnya tanpa seorang muslim, dan tidak ada satu orang pun yang tidak membicarakan Islam di sana. Masyarakat Madinah telah sedemikian siap untuk menerima Islam dan meminta Rasulullah menerapkan Islam secara kaffah di Madinah. Ya, Rasulullah telah menempuh jalan untuk menyiapkan masyarakat Madinah sebelum menegakkan Negara Islam. Diutusnya Mus'ab untuk membentuk kesadaran masyarakat adalah jalan yang beliau tempuh. Maka, perintah itu pun turun. Kaum muslimin secara bergelombang mulai berhijrah dari Makkah ke Madinah. Yang terakhir berhijrah adalah Rasulullah.

Sesampainya di Madinah, yang beliau saw. lakukan adalah menegakkan negara Islam (tathbiq ahkamul islam), kaum muslimin mengangkat Rasulullah sebagai Khalifah atau kepala negara, dan hukum Islam sebagai aturannya. Kita melihat Rasulullah pertama sekali membangun Masjid. Masjid yang tidak hanya sebagai pusat ibadah, namun juga tempat membicarakan pengaturan urusan ummat, memikirkan strategi perang, dan juga pusat syiar Islam. Beliau juga mengangkat dua orang sahabatnya sebagai pembantu beliau menjalankan pemerintahan, yaitu Abu Bakar dan Umar.

Hal berikutnya yang beliau lakukan adalah membuat perjanjian dengan orang-orang yahudi di Madinah, mengikat perjanjian dengan mereka agar sebagai warga negara, mereka (yahudi) bisa hidup secara damai berdampingan dengan kaum muslimin dengan jaminan keamanan dan keselamatan dari Negara Islam, tanpa ada perlakuan tidak adil atau menjadikan mereka warga negara kelas dua. Jadi, di dalam Negara Islam itu ternyata penduduknya heterogen, ada berbagai macam suku yang berasal dari Madinah dan Makkah, juga beragam agama dan keyakinan (Islam, Musyrik, Yahudi, dan Nasrani). Namun semuanya berhasil disatukan dalam satu masyarakat Islam.

Wallahu'alam. []

Tidak ada komentar: