![]() |
Masjid di Hotel Sahid tempat diadakannya acara KPI pada Sabtu 22 Des 2012 |
Subhanallah, acara Konferensi
Perempuan Internasional dari Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia sudah berjalan
dengan lancar. Semoga target dan tujuan acara tercapai. Berikut ini sedikit cerita
dari ku, sie transportasi KPI. Semoga bisa diambil ibrohnya :-).
H-2 (Kamis, 20 Desember 2012)
Pagi itu seharusnya aku ngajar les
Ariq jam 07.00, namun karena agak bimbang juga memikirkan persiapan acara yang
tinggal 2 hari sementara aku belum booking bis, belum tau kebutuhan panitia
apa-apa saja, bagaimana teknis antar-jemput panitia dan peserta, dan seterusnya..
Bismillah, aku sms bunda Ariq izin tidak ngajar les demi supaya bisa ikut rapat
jam 09.00 di bogor.
Subhanallah, rapat yang dipimpin
oleh bu rezki berjalan lancar sekali pagi itu, banyak belajar aku pada beliau. Awalnya
rapat direncanakan sampai zuhur, namun ada banyak sekali pembahasan, sehingga rapat
diperpanjang sampai ashar. Sedikit-banyak mulai tergambar apa-apa saja yang
harus aku kerjakan. Begini ceritanya:
Untuk memenuhi kebutuhan
transportasi peserta KPI, aku dan tim panitia akomodasi dan penginapan saling
berkoordinasi. Pertama yang harus kami lakukan adalah antar-jemput peserta dari
luar daerah ke penginapan. Kedua, antar-jemput panitia acara ke penginapan. Alhamdulillah
untuk antar-jemput pembicara sudah ditangani oleh ibu-ibu kantor DPP.
Untuk yang pertama, peserta yang
konfirmasi waktu kedatangan di Bandara Soekarno-Hatta kami arahkan kedua titik,
yaitu Pool Damri Kampung Rambutan dan Pool Damri Gambir. Sebab, ada tiga tempat
penginapan yaitu Balai Diklat LAN (Lembaga Administrasi Negara), Hotel Onix,
dan Wisma Desa TMII. Dua penginapan yang pertama berlokasi di Jakarta Pusat,
lebih dekat ke Pool Damri Gambir dan Hotel Sahid tempat acara KPI diadakan,
yaitu daerah sekitar Pejompongan, dekat-dekat Slipi, Benhil (Bendungan Hilir),
dan Penjernihan. Sementara lokasi penginapan yang ketiga cenderung lebih jauh,
yaitu sekitar Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Aku juga baru tau saat rapat
bahwa penginapan TMII jadi dibooking untuk memenuhi kebutuhan acara.
Rekan ku di tim penginapan dan
akomodasi telah membagi peserta dari daerah mana saja yang nantinya menginap di
LAN, Onix, dan TMII. Untuk memenuhi kebutuhan ini, aku dan tim menyediakan satu
mobil avanza di Pool Damri Gambir, dan satu mobil innova di Pool Damri Kampung Rambutan.
Mobil beroperasi ba’da jum’atan kalo di Gambir, dan sejak jam 11.00 kalo yang
di Rambutan, terus bolak-balik dari Pool Damri ke Penginapan hingga malam
sampai peserta daerah (Aceh sampai Sulawesi) selesai diangkut.
Untuk yang kedua, ada sekitar 60
orang panitia dari tim acara yang minta diangkut dari bogor ke penginapan LAN. Oya,
sebagai informasi, kita booking 3 gedung di penginapan LAN (sekitar 45x3=135
kamar). Sebagian besar panitia ditempatkan disini, hanya sedikit peserta yg
menginap di LAN. Tim Acara minta diangkut hari Jum’at pagi jam 07.00 dari
terminal Bubulak, Bogor karena jam 09.00 pagi mereka harus latihan di aula LAN Jakarta.
Lalu ada panitia Timkam (Tim Keamanan) Bogor yang minta tolong diangkut pada
hari-H, sabtu pagi jam 02.30 di suatu daerah bernama Mawar di Bogor, entahlah, akupun tak tau dimana itu
posisinya. Disini ada sekitar 30 orang Timkam Bogor.
Masya Allah.. masih ada lagi Timkam
dari kampus UIN dan juga tim sekret dari UNJ yang buat registrasi peserta, aku minta
mereka untuk booking bis sendiri dari tempat masing-masing menuju Hotel Sahid.
Untuk 60 orang tim acara yang
berangkat jum’at pagi jam 07.00 dari terminal Bubulak, Bogor; alhamdulillah
masih bisa booking bis Bintang Tiga Bogor. Itu juga baru booking pada hari
kamis jam 15.30 selesai rapat panitia, Masya Allah... kantor Bintang Tiga
tutupnya jam 16.00, alhamdulillah transaksi bisa lewat transfer atm. Bis
Bintang Tiga ini hanya buat dropping panitia dari bogor ke LAN, setelah selesai,
bis Balik lagi ke Bogor. 1,3 juta nih biayanya.. heuheu.. tak apalah.
Lalu bagaimana dengan bis untuk hari
H? Tsumma Alhamdulillah ketemu setelah nyari di internet, sebab bis Bintang Tiga
sudah fullbooked, kehabisan ceritanya. Trans Mulia nama bis untuk Sabtu hari-H,
booking buat seharian dari bogor ke jakarta, mondar-mandir jakarta, dan balik
lagi ke bogor. Wew.. ini lebih mahal tentunya, 3,3 juta (T_T).
****
Seharusnya rencanaku adalah,
setelah selesai rapat pd hari kamis di Bogor, langsung pulang ke depok untuk
persiapan menginap di LAN pada hari jum’at. Namun, karena kesorean ke atm untuk
transfer biaya Bis Bintang Tiga, aku terjebak hujan sampai malam, sehingga
menginaplah aku di sekret bogor kamis malam itu. Rencanaku, Jum’at pagi sebelum
pulang ke depok bisa nelpon ke para ketua rombongan yang sampai di Jakarta pada
hari Jum’at untuk memberitahukan mereka harus ke Pool Damri mana, Kampung
Rambutankah atau Gambir? Ternyata ini tidak mudah, butuh waktu agak lama juga
nelpon sekitar 15 orang ketua rombongan, dari Aceh sampai Sulawesi.
Tanpa terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 07.00, aku masih berkutat dengan HP, catatan, dan nomor
telepon. Subhanallah, aku diburu janji berikutnya, 4 orang ponakan menunggu kehadiranku
di rumah abang di depok karena umminya harus pergi mengambil dua raport. Tunda dulu
mandi pagi dan sarapan, nanti saja di rumah abang. Kupacu motor dari bogor
menuju depok, kurang lebih 45 menit, alhamdulillah selamat sampai di rumah,
hehe. Di rumah abang, setelah abang dan kakak iparku pergi, kembali aku berkutat
dengan HP yang tak henti berdering. Kulanjutkan menghubungi para ketua
rombongan daerah, disambi menelepon bis Trans Mulia, dan seterusnya.
Tanpa terasa, hari semakin siang,
kakak iparku sudah kembali dari sekolahan, Alhamdulillah nilai raport
keponakanku bagus dan baik, ada yg peringkat kedua di kelas, Alhamdulillah. Ku tak
bisa berlama-lama lagi, segera aku menuju kosan mengambil perlengkapan seadanya
buat nginap di LAN, kemudian ke atm untuk melunasi pembayaran bis Trans Mulia,
lalu ke penginapan LAN Pejompongan. Tapi langit mulai menampakkan awan hitam, pelan
namun pasti titik hujan mulai turun dari langit. Bismillah, pelan kukendarai
motor menuju Jakarta. Macet, parah. Berulang kali aku menepi untuk mengangkat
telpon dan membalas sms. Baru pertama kali itu aku pakai headset di HP hanya
untuk mendengar ada sms masuk atau tidak.
Parahnya kemacetan dari Depok ke Pasar
Minggu, ternyata tak separah kemacetan dari Pancoran ke Slipi, banjiiirr..
Masya Allah, pantesan sepupu ku ga betah tinggal di Jakarta sehingga pindah ke
Medan, kemacetan yang seakan tak ada solusi inilah penyebabnya. Astaghfirullah..
Tiga jam, selama itu waktu yang kutempuh dengan motor dari Depok ke
Pejompongan. Waw.. rekor nih.. :-(
Sesampainya aku di Penginapan LAN,
ku cek kembali sudah bagaimana perjalanan penjemputan peserta KPI dari Pool
Damri ke penginapan. Alhamdulillah cukup lancar penjemputan peserta di Pool
Kampung Rambutan, namun tidak begitu keadaannya di Pool Gambir. Harapan bisa cukup
sering mondar-mandir, ternyata karena hujan dan macet parah, mobil penjemputan
hanya bisa mondar-mandir kurang lebih 4 kali saja. Aku dan tim menyarankan
ketua rombongan daerah untuk naik taksi, sebab bila menunggu mobil penjemput
akan memakan waktu sangat lama.
Oh iya, ada satu masalah lagi.. ternyata
penginapan LAN itu saat hujan juga kerendam banjir, innalillahi wa innailaihi
rojiun.. aku baru ngeh mengapa ada perahu karet di dekat kantor LAN, rupanya
sebagai persiapan menghadapi banjir yang tiba-tiba datang, kirain hanya persiapan
sebagai bentuk kesiagaan dari pihak LAN, ternyata aku terlalu polos ya, masya
Allah... -_-“.
Kemudian, beranjak pukul 21.00 masih
hari Jum’at di penginapan LAN, aku mendapat sms dari dua ibu panitia konsumsi yang
minta diantarin ke angkot terdekat dengan LAN, baliau harus segera pulang ke
rumahnya supaya pagi hari bisa ke hotel Sahid, dan satunya itu lho..sudah agak
sepuh juga kelihatannya, Subhanallah.. Bismillah, tarik tiga, aku coba bonceng
dua ibu itu dengan motor, waw.. Allahu Akbar :-). Salah satu ibunya bertanya, “Fatma,
kamu itu kecil-kecil kuat juga ya? Kamu asalnya dari daerah mana sih? Padang,
Palembang, atau mana nih?”, aku jawab aja sambil senyum-senyum “saya orang
batak bu”. Wew.. si ibu yang satunya spontan bilang “Horas bah, habis beras
makan gabah, hahahaha..”. kita lucu-lucuan di tengah malam yang dingin dan
gelap.
Ku minta izin mewakili 2 orang ibu
dari panitia konsumsi itu untuk ambil alih tugas mereka memesankan pizza di PHD
buat sister-sister Pembicara KPI yang lagi ngumpul buat final checking di Hotel
Sahid, kabarnya mereka udah malam gini belum makan. Kasian juga kalo si ibu
konsumsi nanti pulangnya semakin larut bila harus ikut nyinggah di PHD, mereka
ga ikut nginap di LAN soalnya.
Beres mesan pizza, pulsa ku habis.
Singgah lah aku ke Alfamidi buat beli pulsa. Eh di sini ada kejadian yang
merusak pemandangan kuh.. ada seorang perempuan dewasa tengah malam belanja di
Alfamidi tapi pakai baju kekecilan, astaghfirullahal’adzim.. kuat-kuat aku ghodul
bashor, aku malu ngelihat dia. Itu gimana ya si abang-abang kasir Alfamidi
menghadapi pembeli kayak gitu..? Masya Allah.. jauhkan kami dari perilaku
seperti itu ya Allah.
Aku masih harus lanjut ke
penjemputan berikutnya, dua orang temanku dari sie acara dan sie media
publikasi minta dijemput di jalan Sudirman untuk menginap di LAN. Si uni
meneleponku “fatma, afwan.. uni udah sampai di Landmark, ini teh selanjutnya
kemana?” terdengar suaranya uni yang asli padang dengan logat sunda bogor. Wah,
aku juga ga tau itu letaknya dimana, posisiku sendiri berdekatan dengan
abang-abang ojeg Benhil. Bertanyalah aku dengan sopan pada mereka, “Maaf pak,
mau tanya, teman saya ada di Landmark, sementara saya harus menjemput mereka di
jalan Sudirman ini untuk ke daerah Pejompongan, kira-kira saya ke arah mana ya?”
Si bapak ojeg ngasi tau kalo posisi
si uni ada di ujung jalan Sudirman di dekat jalan Thamrin, bundaran HI dong itu..
jauhnya.. (T_T). Aku minta saran ke beliau kira-kira bagaimana solusinya, Alhamdulillah
cuma diminta naik Kopaja atau Metro Mini arah Semanggi lalu turun di Halte
Atmajaya sebelum Balai Sarbini. “Baik fatma, uni cari angkutannya, do’akan ya..”
jawab uni setelah kusampaikan saran dari bapak ojeg. Hmm.. masalah belum
selesai ternyata, uni kelewatan, bis melaju dengan kencang dan penumpangnya
kepadatan, jadilah uni diturunin sama kondektur bis di Semanggi seberangnya
DPR-MPR RI. “Un, jalan mundur ya sampai kampus Atmajaya, lalu nyeberang
jembatan ke jalan Sudirman sebelah kanan, nanti ketemu aku di situ” pinta ku di
telepon. Dengan mengerahkan segala keikhlasan di hati, uni dan temannya
berjalan mundur kurang lebih 1,5 km, ditengah malam dingin. Alhamdulillah sampai
juga. Setelah bertemu di Halte Bendungan Hilir, kami pun berangkat menuju
penginapan panitia di LAN. Bismillah, aku bonceng mereka berdua naik motor. Bapak-bapak
ojeg nawarin jasa bantuin ngantar, lalu aku bilang ke mereka.. “Maaf pak, bukan
mahrom, jadi ga boleh dibonceng, terima kasih banyak atas bantunanya”. Lalu kita
pergi meninggalkan bapak-bapak ojek Benhil yang penuh tanda tanya.
Di penginapan, tepar aku sebentar,
sambil mengingat-ingat.. aku sudah sholat isya belum ya? Jam di HP menunjukkan hari
Sabtu, tanggal 22 Desember skitar pukul 00.30. Baju dan kaos kaki yang basah selama
naik motor membuat ku meriang, ku tanya
ke rekan sie penginapan, “afwan, ada panitia medis kan ya? Aku sedikit limbung
nih.. gmn ya?”, dia jawab “wah mba, tim medis ga ikut nginap di LAN.. bagaimana
ini?”,“oh begitu, ya tak apa-apa, aku coba minum habatusaudah dulu,
mudah-mudahan bisa mendingan” jawabku. Subhanallah, Allah sesuai prasangkaan
hambanya, seusai minum habbat, sholat isya, dan mengganti pakaian, tenagaku
pulih kembali. Cukup untuk hari ini, Bismillah.., aku pejamkan mata tidur
beberapa jam untuk kembali bertugas pukul 03.00.
(bersambung)